Recent Posts

Monday, June 7, 2010

Renungan : ๏̯͡๏ Perasaan sang Ayah ๏̯͡๏


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa kangen sekali dengan Mama.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Monday, May 31, 2010

adakah diantara kita seperti ini?

Sore hari yang suram, Sekawanan burung menghabiskan waktu untuk bermain dan mencari makan di jalan utama. Tanpa terduga sebuah truk besar melaju dengan cepatnya. Maka terjadilah kisah yang menyedihkan, seekor burung terbaring tak berdaya...
Bagaimana Kisah selanjut nya...silahkan gan disimak di bawah ini

Burung ternyata juga punya perasaan. Walaupun burung malang itu telah tiada, datanglah seekor burung terbang mendekat. Seperti keluarga, burung itu tampak tidak dapat mempercayai sebuah kenyataan yang terjadi pada burung malang itu.
Tak lama setelah itu, datanglah sebuah mobil dengan cepatnya melintas disamping burung malang itu sehingga tubuh burung malang itu terhempas oleh angin. Karena melihat burung malang itu seolah olah hidup, maka burung tadi cepat cepat terbang menghampirinya lagi.
Dia disampingnya dan seolah olah berteriak "Mengapa kamu tidak bangun bangun...!?"undefined

Sayang, burung malang itu sudah tak dapat lagi mendengarnya. Sementara itu, dia mencoba mengangkat tubuh burung malang itu.
Tentu saja dia tidak kuat menanggung beban. Begitu ada mobil lewat dia cepat cepat pergi, setelah mobil itu berlalu cepat cepat pula ia menghampiri lagi.
Meskipun burung burung lain tidak menghiraukannya, dia tetap tidak pernah menyerah. Dia berusaha sebaik baiknya dan sekuat tenaga mengangkatnya ke atas demi melihatnya terbang kembali. Tapi mobil datang lagi dengan cepatnya dan membuat mayat burung itu berputar putar seolah olah hidup dan hendak terbang ke angkasa.


Dia telah menggunakan seluruh energinya, tetapi....

Sang fotografer mengatakan ia tidak dapat mengambil foto burung itu lagi karena ia khawatir terhadap burung yang hidup itu akan terluka oleh mobil mobil yang melintas. Jadi ia mengambil mayat burung itu dan menaruhnya di pinggir jalan. Burung yang hidup tadi hinggap di pohon terdekat dan berlama lama seakan menangis dengan bernyanyi dan menolak untuk pergi meninggalkan burung malang tadi.


Pertanyaan saya...??
"Apakah manusia memiliki perasaan yang sama saat ini...???"

Ts Opinion...
ane jadi inget kisah anak Nabi Adam Habil dan Qobil yang di kenal sebagai Pembunuhan PErtama di muka bumi...setelah membunuh saudara nya..salah satu yang hidup tidak tau bagaimana menyembunyikan atau memperlakukan jasad tersebut..

tiba2 dia melihat Seekor burung gagak menggali Tanah untuk Mengubur burung gagak lain nya yang mati...

wajarlah jika memang kondisi nya saat itu..saat manusia memulai peradaban baru di muka bumi dan masih perlu banyak di ajarkan meski oleh seekor burung[binatang]


melihat peristiwa itu saat ini...di jaman Modern
Ternyata Alam kembali mengingatkan kita untuk bagaimana Memanusiakan Manusia...Tragis.. !!

sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2530332

Tuesday, February 9, 2010

10 Tanda Sudah Saatnya Anda Resign






Sebuah polling dilakukan oleh Gallup Poll terhadap karyawan-karyawan di Amerika, mendapati bahwa sebanyak 71 persen respondennya merasa tidak kerasan dengan pekerjaan/tempat kerjanya. Apa yang harus dilakukan? Tetap menjakani pekerjaan meski merasa tidak bahagia atau mencari pekerjaan baru dengan harapan akan mendapatkan tempat yang bisa lebih membahagiakan?

Pilihan pindah kerja ke tempat yang lain ada di tangan Anda. Berikut adalah 10 tanda untuk Anda perhatikan, jika salah satu atau beberapa tanda ini Anda rasakan, maka sudah saatnya Anda memikirkan untuk pindah kerja.

1. Rekan kerja yang mengesalkan
Rekan kerja bisa jadi sangat menyenangkan, tapi ada juga yang sangat menyebalkan. Bukan hal yang mengesalkan ketika Anda mendapatkan rekan kerja yang menyenangkan. Namun, bagaimana caranya bisa menyelesaikan pekerjaan ketika rekan kerja Anda kerjanya bikin kesal? Entah itu membuat Anda kesal dengan caranya yang suka menyindir, datang terlambat, pulang cepat, bicara keras di telepon, mengecilkan Anda di muka umum, atau senang mengganggu Anda di jam kerja dengan gosip-gosipnya? Jika memang rekan kerja yang seperti itu ada lebih dari 1 atau lebih dari yang bisa Anda hadapi, maka sudah saatnya Anda mencari tempat kerja baru, entah minta relokasi divisi atau tempat duduk, atau pindah perusahaan.

2. Tak semangat berangkat kerja

Setiap Minggu malam, Anda pun bersungut-sungut memikirkan keesokan hari yang berarti Anda harus berangkat ke kantor lagi. Ketika Anda menghabiskan lebih dari 40 jam dalam seminggu untuk bekerja, rasa tak malas berangkat bekerja adalah hal terakhir yang seharusnya ada di pikiran Anda. Jika memang itu yang terjadi, maka sudah saatnya Anda memikirkan untuk mengganti pekerjaan.

3. Teramat jenuh
Kebanyakan orang senang untuk menyukai tantangan di pekerjaannya. Jika pekerjaan Anda mulai terasa mudah atau berulang, maka ini adalah tanda bahwa Anda butuh tanggung jawab atau perubahan peran dalam pekerjaan. Tapi jangan salah artikan kebosanan dengan kemalasan. Ada perbedaan besar antara menonton YouTube seharian sementara pekerjaan menumpuk di sebelah Anda dengan menonton YouTube seharian karena pekerjaan sudah Anda selesaikan semua sejak pagi.

4. Perusahaan dalam masalah
Keadaan ekonomi dunia saat ini masih belum stabil benar. Jika Anda merasa perusahaan memiliki masalah dengan keuangan atau kesulitan untuk bisa tetap berdiri, jangan lalu ambil langkah gegabah. Tanyakan kepada atasan Anda keadaan yang sebenarnya, baru pikirkan langkah berikutnya. Jika memang menuju titik nol, ada baiknya Anda memikirkan untuk pindah perusahaan.

5. Tak merasa kerasan
Amat penting bagi seseorang untuk bisa merasa kerasan. Jika kompetisi yang ada di perusahaan terasa tidak adil, kolega Anda mencuri ide, ada konflik etika dan nilai antara Anda dengan perusahaan, atau mungkin tidak sepaham dengan kebijakan manajemen, mungkin sudah saatnya Anda mencari perusahaan yang bisa memberikan hal-hal krusial tersebut bagi Anda.

6. Bos yang tak menyenangkan
Percaya atau tidak, hubungan Anda dengan atasan memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan profesional Anda, secara kebahagiaan dan sukses. Lagipula, bahkan pekerjaan terbaik pun akan menjadi sangat tidak menyenangkan ketika Anda berhadapan dengan bos yang menyebalkan. Jika Anda tidak memiliki cara pandang atau visi yang sama atau atasan Anda tidak bisa dipercaya atau tidak suka melihat Anda maju, maka sudah saatnya Anda mencari tempat dengan atasan baru.

7. Karier jalan di tempat
Anda sudah melakukan pekerjaan yang sama selama beberapa tahun belakangan ini, Anda sudah siap mendapatkan tanggung jawab baru. Atau Anda sudah kehilangan gairah untuk melakukan apa yang biasanya Anda sukai. Atau Anda bekerja di perusahaan yang tidak bisa memberikan pekerjaan berbeda dengan yang sedang emban. Cobalah untuk membicarakan tentang kemungkinan peran atau tanggung jawab baru yang bisa Anda lakukan, atau mencoba tugas yang berbeda. Ekspresikan pada atasan Anda mengenai keinginan untuk membangun kemampuan dan cara untuk mencapai gol Anda. jika tak ada alternatif lain yang bisa Anda coba, mungkin sudah saatnya Anda mencoba mencari tempat baru.

8. Anda tidak dihargai
Penghargaan atas prestasi memiliki peran cukup penting. Perasaan bahwa Anda sudah memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan akan menjadi hal yang baik untuk Anda. Jika perusahaan Anda tidak melakukan hal apa pun untuk menghargai hasil karya Anda, maka Anda akan merasa tersia-sia atau tak dianggap.

9. Lingkungan kerja tak menyenangkan
Tempat kerja yang memiliki energi negatif atau moral rendah akan menguras setiap karyawannya, bahkan yang pada awalnya memiliki energi positif sekali pun. Jika Anda selalu merasa stres, depresi, atau sifat periang Anda berubah menjadi negatif, mungkin sudah saatnya Anda mengeksplor pilihan pekerjaan lain di luar sana.

10. Kelelahan
Terlalu banyak proyek yang ditangani sama dengan jadwal kerja yang berlebihan. Jika hal ini hanya terjadi sesekali saja, mungkin bisa membantu Anda untuk memacu diri, dan bersifat sebagai tantangan baru untuk Anda. Tapi proyek demi proyek seakan tak ada ujungnya dan terus berulang, pulang tengah malam, kehidupan sosial Anda pun hilang begitu saja, maka sudah saatnya Anda membantu diri sendiri dengan mencari pekerjaan baru.

Monday, February 8, 2010

i LOVE you ForeveeR

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.. sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu....


Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai...


Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan....


Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.


Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ..!"...


Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola ... sebagai balasannya . kamu melemparkan bola ke jendela tetangga....


Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu....


Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu, sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar...


Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya ...... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam....


Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain...



Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah.



Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode.




Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.



Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ... sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu.



Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.


Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting ... sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman..



waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.


Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.


Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab"Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."



Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."



Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri.



Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.



Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."



Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.



Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."



waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."



Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya.



Dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan... itu sangat menghantam HATIMU & membuatmu menyesal, tp sayang, semua sudah terjadi. sebelum semuanya terlambat, sayangilah orang tuamu!!

sayangi org tua ya gan sbelum smua nya terlambat..
ane cuma share aj kok

Saturday, January 30, 2010

love is never Lie

hari ini gue kepikiran dia lagi tuk yang kesekian kalinya ☺ entah gue harus seneng atau bahkan sedih ☺ tapi gue mohon sama TUHAN agar tidak jatuh cinta lagi dengan dia . . ☺ apa tuhan dengar doa gue yaa..???

tapi kalau emang dia JODOH gue..harus bilang apa tuhan punya RENCANA tuk gue soal jodoh atau karir ☺ semua juga nggak luput dari sang WAKTU. tapi gue percaya sama dewa AMOR alias CINTA nggak tau kenapa gue kadang ketawa geli kalau Khayal soal pengetahuan YUNANI kuno ☺ nah kalau peri CUPID itu dari mana yaa...???


next topic ::
jujur gue masih sayang banget sama dia..mungkin karena satu kesalahan yang buat FATAL hubungan gue sama dia. tapi klo dia baca blogs gue, gue sayang ma kamuu . . .

Wednesday, January 27, 2010

Tiga Gili "Desa Dunia" di Tengah Laut Lombok




Inilah ”desa dunia” pasca-Bali. Ini memang julukan bagi obyek wisata tiga gili atau pulau kecil yang berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Sebutan itu dapat dibuktikan melalui keberadaan sejumlah hotel berbintang yang umumnya milik investor asing yang bekerja sama dengan warga setempat sebagai pemilik lahan. Juga suasana di pesisir tiga gili, Trawangan, Meno, dan Air, yang didominasi turis muda usia dari mancanegara, yang berwisata di pulau kecil yang masih bersih dari polusi dan terpisah dari Pulau Lombok itu.

Suasana ”desa dunia” sangat kental di Trawangan, terindikasi dari bahasa yang digunakan wisatawan, seperti bahasa Jerman, Perancis, Spanyol, dan Jepang; malah ada sekelompok kecil wisatawan yang berkomunikasi dengan bahasa Lebanon. Meski demikian, pelancong yang berbahasa Inggris lebih dominan.

Tidak seramai Kuta, Bali, memang, tetapi Ali dan Kahlil, keduanya wisatawan warga Swedia keturunan Lebanon, mengaku terhibur dengan suasana Trawangan. ”Di sini suasana tenang, alami, tidak ada polusi, saya suka,” ujar Ali, yang bersama 12 rekannya tinggal selama tiga hari pada pertengahan Januari.

Di Gili Trawangan tidak diizinkan menggunakan kendaraan bermesin. Yang diizinkan hanya cidomo (kendaraan khas), kuda, dan sepeda gayung. Transportasi ini disewakan kepada wisatawan yang ingin jalan-jalan mengitari pulau seluas 338 hektar itu.

Gili Trawangan yang berada di deretan barat menjadi pilihan utama karena memiliki fasilitas lebih lengkap, seperti penginapan, hiburan malam, sarana komunikasi dan transportasi yang nyaris sepanjang hari melayani warga lokal ataupun wisatawan dari Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang, ke Gili Trawangan, termasuk ke Gili Air yang berada di deretan paling timur.

Agak berbeda dengan Gili Meno, yang diapit dua pulau tetangganya, sarana dan prasarana pendukungnya kurang lengkap meski suasana lingkungan sekitar Meno relatif sepi dan tenang, mungkin cocok untuk wisata keluarga.

Dari tiga gili itu, wisatawan dapat menikmati matahari terbit dari balik Gunung Rinjani, lalu matahari terbenam, dan Gunung Agung di Bali, serta berbagai atraksi bahari yang disukai, seperti diving dan snorkling. Ada taman laut Meno Wall, dinding tebing curam di antara Meno dan Trawangan, yang bisa disaksikan pada kedalaman 15 meter.

Gili Meno juga dilengkapi danau ”alam” berair asin, serta area tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi, aneka jenis dan warna ikan hias, seperti tiger fish, blue moon, dan ikan kepe-kepe yang masuk keluar terumbu karang. Para penyelam pun membawa roti yang dimasukkan dalam botol bekas air mineral. Saat di dalam air, roti itu disemprotkan guna menarik perhatian ikan hias itu.

Kecuali ribbon coral dan finger coral, hampir di semua tempat di perairan tiga gili itu terdapat terumbu karang berwarna biru. Terumbu karang biru masuk marga Acropora. Warna biru itu disebabkan warna pigmen zooxanthela atau alga bersel tunggal berwarna biru dan hidup bersimbiosa dalam jaringan karang. Suasana ini bagaikan karang biru di Laut Karibia.

Mau uji nyali, cobalah naik boat ke sekitar 100 meter barat-selatan dari Gili Trawangan. Di situ, selain ada ikan hias lion fish dan ikan sotong, juga ada shark point, sarang ikan hiu white tip di kedalaman 25-30 meter. Bagi yang mengikuti kursus selam, lokasi ini wajib dikunjungi.

Jika enggan berbasah-basah, ada glass bottom boat yang lantainya tembus pandang.

Banyak jalan menuju gili itu. Jika sekadar tur singkat atau ”cuci mata”, bisa mencarter boat dari obyek wisata Senggigi, Lombok Barat, yang sewanya Rp 350.000-Rp 550.000. Senggigi-Trawangan ditempuh sekitar 60 menit dengan boat.

Menumpang angkutan umum dari Senggigi ke Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang—pintu masuk ke tiga gili itu—adalah alternatif lain. Kondisi jalan di jalur ini beraspal hotmix, dengan medan menanjak dan tikungan menelusuri kawasan pantai serta pada tempat tertentu dari kejauhan tampak gugusan tiga gili itu.

Boleh juga menumpang angkutan umum dari Mataram, Ibu Kota Nusa Tenggara Barat, ke Pelabuhan Bangsal. Dalam perjalanan, para wisatawan singgah sejenak di sekitar kawasan Hutan Pusuk, bermain-main dengan komunitas kera abu-abu kemudian mencicipi air tuak manis yang dijajakan di pinggir jalan.

Sekalian juga menengok proses produksi gula merah yang dilakukan warga di sekitar kawasan hutan itu dari mengambil air aren di pohonnya sampai mengolahnya menjadi gula jawa.

Keunggulan komparatif tiga gili itu menjadi magnet yang dinikmati wisatawan, kalangan usaha, dan masyarakat. Hanya saja, mengedepankan hitung-hitungan ekonomi yang diraih, lalu mengabaikan aspek lingkungan, justru memperburuk persoalan lingkungan yang dalam dua dekade terakhir ini dirasakan masyarakat. Jika lalai menjaga lingkungan yang menjadi daya tarik tiga gili itu, niscaya ”desa dunia” ini ditinggal pelancong.
Sabtu, 23 Januari 2010 | 02:57 WIB
Khaerul Anwar
Kompas
----------



Sebutan itu dapat dibuktikan melalui keberadaan sejumlah hotel berbintang yang umumnya milik investor asing yang bekerja sama dengan warga setempat sebagai pemilik lahan. Juga suasana di pesisir tiga gili, Trawangan, Meno, dan Air, yang didominasi turis muda usia dari mancanegara, yang berwisata di pulau kecil yang masih bersih dari polusi dan terpisah dari Pulau Lombok itu.

Suasana ”desa dunia” sangat kental di Trawangan, terindikasi dari bahasa yang digunakan wisatawan, seperti bahasa Jerman, Perancis, Spanyol, dan Jepang; malah ada sekelompok kecil wisatawan yang berkomunikasi dengan bahasa Lebanon. Meski demikian, pelancong yang berbahasa Inggris lebih dominan.

Tidak seramai Kuta, Bali, memang, tetapi Ali dan Kahlil, keduanya wisatawan warga Swedia keturunan Lebanon, mengaku terhibur dengan suasana Trawangan. ”Di sini suasana tenang, alami, tidak ada polusi, saya suka,” ujar Ali, yang bersama 12 rekannya tinggal selama tiga hari pada pertengahan Januari.

Di Gili Trawangan tidak diizinkan menggunakan kendaraan bermesin. Yang diizinkan hanya cidomo (kendaraan khas), kuda, dan sepeda gayung. Transportasi ini disewakan kepada wisatawan yang ingin jalan-jalan mengitari pulau seluas 338 hektar itu.

Gili Trawangan yang berada di deretan barat menjadi pilihan utama karena memiliki fasilitas lebih lengkap, seperti penginapan, hiburan malam, sarana komunikasi dan transportasi yang nyaris sepanjang hari melayani warga lokal ataupun wisatawan dari Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang, ke Gili Trawangan, termasuk ke Gili Air yang berada di deretan paling timur.

Agak berbeda dengan Gili Meno, yang diapit dua pulau tetangganya, sarana dan prasarana pendukungnya kurang lengkap meski suasana lingkungan sekitar Meno relatif sepi dan tenang, mungkin cocok untuk wisata keluarga.

Dari tiga gili itu, wisatawan dapat menikmati matahari terbit dari balik Gunung Rinjani, lalu matahari terbenam, dan Gunung Agung di Bali, serta berbagai atraksi bahari yang disukai, seperti diving dan snorkling. Ada taman laut Meno Wall, dinding tebing curam di antara Meno dan Trawangan, yang bisa disaksikan pada kedalaman 15 meter.

Gili Meno juga dilengkapi danau ”alam” berair asin, serta area tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi, aneka jenis dan warna ikan hias, seperti tiger fish, blue moon, dan ikan kepe-kepe yang masuk keluar terumbu karang. Para penyelam pun membawa roti yang dimasukkan dalam botol bekas air mineral. Saat di dalam air, roti itu disemprotkan guna menarik perhatian ikan hias itu.

Kecuali ribbon coral dan finger coral, hampir di semua tempat di perairan tiga gili itu terdapat terumbu karang berwarna biru. Terumbu karang biru masuk marga Acropora. Warna biru itu disebabkan warna pigmen zooxanthela atau alga bersel tunggal berwarna biru dan hidup bersimbiosa dalam jaringan karang. Suasana ini bagaikan karang biru di Laut Karibia.

Mau uji nyali, cobalah naik boat ke sekitar 100 meter barat-selatan dari Gili Trawangan. Di situ, selain ada ikan hias lion fish dan ikan sotong, juga ada shark point, sarang ikan hiu white tip di kedalaman 25-30 meter. Bagi yang mengikuti kursus selam, lokasi ini wajib dikunjungi.

Jika enggan berbasah-basah, ada glass bottom boat yang lantainya tembus pandang.

Banyak jalan menuju gili itu. Jika sekadar tur singkat atau ”cuci mata”, bisa mencarter boat dari obyek wisata Senggigi, Lombok Barat, yang sewanya Rp 350.000-Rp 550.000. Senggigi-Trawangan ditempuh sekitar 60 menit dengan boat.

Menumpang angkutan umum dari Senggigi ke Pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang—pintu masuk ke tiga gili itu—adalah alternatif lain. Kondisi jalan di jalur ini beraspal hotmix, dengan medan menanjak dan tikungan menelusuri kawasan pantai serta pada tempat tertentu dari kejauhan tampak gugusan tiga gili itu.

Boleh juga menumpang angkutan umum dari Mataram, Ibu Kota Nusa Tenggara Barat, ke Pelabuhan Bangsal. Dalam perjalanan, para wisatawan singgah sejenak di sekitar kawasan Hutan Pusuk, bermain-main dengan komunitas kera abu-abu kemudian mencicipi air tuak manis yang dijajakan di pinggir jalan.

Sekalian juga menengok proses produksi gula merah yang dilakukan warga di sekitar kawasan hutan itu dari mengambil air aren di pohonnya sampai mengolahnya menjadi gula jawa.

Keunggulan komparatif tiga gili itu menjadi magnet yang dinikmati wisatawan, kalangan usaha, dan masyarakat. Hanya saja, mengedepankan hitung-hitungan ekonomi yang diraih, lalu mengabaikan aspek lingkungan, justru memperburuk persoalan lingkungan yang dalam dua dekade terakhir ini dirasakan masyarakat. Jika lalai menjaga lingkungan yang menjadi daya tarik tiga gili itu, niscaya ”desa dunia” ini ditinggal pelancong.
Sabtu, 23 Januari 2010 | 02:57 WIB
Khaerul Anwar
Kompas
----------

Alam wisata yang seharusnya mendatangkan kesejahteraan bagi rakyatnya, bukan investor perusak alam.

Saturday, January 23, 2010

Sodomi, Bukan Monopoli Kaum Homoseks


Sodomi, Bukan Monopoli Kaum Homoseks

KOMPAS.com — Kasus pelecehan seksual dengan anak-anak sebagai korbannya kembali menghangat dan menjadi sorotan publik. Yang akhir-akhir ini menyeruak adalah kasus pencabulan pada anak-anak jalanan lewat praktik sodomi.

Korban yang sebagian besar adalah anak laki-laki ini disodomi oleh pelaku pria dewasa. Perilaku penyimpangan seksual ini pun kerap diikuti dengan tindak kekejaman lainnya, seperti pembunuhan dan mutilasi.

Sodomi merupakan istilah untuk aktivitas seksual yang dilakukan lewat anal atau dubur. Menurut penjelasan psikolog forensik Universitas Bina Nusantara, Reza Indragiri Amriel, berdasarkan teori yang dipaparkan James P Chaplin, istilah sodomi awalnya diberikan untuk aktivitas persetubuhan pada binatang.

"Pada hewan, hubungan seks memang terlihat seolah dilakukan melalui anus. Jadi, ketika ada manusia melakukan kontak seks seperti itu, hal itu dianggap serupa dengan binatang. Itu sebabnya, istilah sodomi pun digunakan pada manusia. Istilah yang lebih tepat, saran Chaplin, adalah coitus more ferarum," ujarnya.

Sementara itu, Prof dr Alex Pangkahila, Sp And, ahli seksologi kedokteran dari Universitas Udayana, Bali, menyatakan bahwa sodomi adalah perilaku seks yang lumrah dilakukan pasangan sesama jenis atau homoseksual.

"Sebanyak 15 persen laki-laki memiliki perilaku homoseksual dan mereka memang lebih tertarik pada sodomi dibanding bentuk hubungan seks lainnya," katanya.

Walau begitu, lanjut Prof Alex, sodomi bukanlah monopoli kaum homoseks. Hubungan seks melalui anal menjadi salah satu pilihan bagi pria penderita paedofilia yang menyukai anak-anak. Tak heran, kasus paedofilia di Indonesia sering kali diidentikkan dengan perilaku sodomi.

"Pelaku paedofilia yang suka pada anak laki-laki ya memuaskan hasratnya dengan cara sodomi. Namun, bila ia menyukai anak perempuan, maka bentuknya adalah hubungan seks lewat organ vagina," kata Prof Alex.

Bahkan, tambah Alex, ada sebagian kecil pria heteroseksual yang melakukan hubungan seks anal dengan pasangan perempuannya atas alasan kepuasan. "Mereka merasa lebih terpuaskan karena jepitan otot-otot di dubur lebih kencang daripada otot vagina," tambah dr Alex.

Prof Alex menekankan, hubungan seks yang dilakukan lewat anus tidak sehat karena anus adalah salah satu daerah peka dan didesain untuk mendorong keluar. "Secara alami, hubungan diciptakan memang lewat vagina karena diharapkan secara fisiologis, saat penis dimasukkan, terjadi respons pembasahan di vagina agar tidak terjadi perlukaan," paparnya.

Fase anal
Reza menyatakan, ada sebagian orang yang merasa nyaman saat disodomi akibat gangguan pada perkembangan jiwanya. Dalam psikologi, Reza menjelaskan sebuah pendapat bahwa pada usia tertentu, kenikmatan badaniah manusia justru berpusat di daerah anus. Itu sebabnya, anak yang sedang menikmati sensasi buang air disebut sebagai anak yang tengah melewati fase anal.

Reza menekankan, akan berbahaya apabila seseorang mengalami fiksasi atau mogok secara psikis pada fase anal karena tak menutup kemungkinan, pada usia-usia berikutnya, mereka akan tetap terobsesi pada sensasi kenikmatan yang pernah dialami pada fase anal.

"Dengan demikian, mungkin saja, individu yang bersangkutan merasa nyaman ketika berhubungan seksual melalui anus," ujarnya.

angga ADDICTED